Sayonara merupakan ungkapan dalam bahasa Jepang yang
memiliki arti selamat tinggal. Namun, makna Sayonara ternyata tidak sekedar “selamat
tinggal” saja, karena itu orang Jepang sendiri jarang atau enggan menggunakan
kata Sayonara. Mereka memilih menggunakan kata-kata lain untuk menyampaiakan
salam perpisahan atau selamat tinggal. Makna sebenarnya Sayonara bukanlah
sampai berjumpa pula. Sayonara berarti salam perpisahan selamanya, saat
seseorang mungkin tidak akan bertemu kembali, seperti seseorang yang sakit
berat dan akan meninggalkan keluarganya. Demikianlah menurut beberapa ahli
bahasa.
Ada apa dengan neuroprotektan ? mengapa Sayonara pada
neuroprotektan ? bukankah neuroprotektan merupakan obat yang sehari-hari kita
resepkan pada pasien stroke ? mungkinkah neurolog meninggalkannya ?
Studi-studi tentang neuroprotektan
pada stroke tampaknya telah memasuki babak akhir, setelah studi ICTUS dengan subyek penelitian cukup besar gagal
menunjukkan efektifitas citicolin pada stroke iskemik (The Lancet, Juli 2012),
kini meta analisis terbaru juga mengungkapkan hal yang sama tentang Cerebrolysin
(Stroke, Ziganshina et.al, 2017). Sehingga, Cochrane reviews dan berbagai
guideline terbaru tidak merekomendasikan penggunaan neuroprotektan pada stroke.
Cerebrolysin merupakan suatu mixture of low molecular weight peptides and amino acid yang
berasal dari otak babi, dengan properti yang diduga memiliki potensi neurotropik
dan neuroprotektif. Cerebrolysin telah digunakan secara luas di Rusia, Eropa
Timur, Cina dan sebagian Negara Asia serta Negara-negara bekas Uni Soviet.
Pertanyaanya, setelah adanya Cochrane Review yang menyatakan bahwa neuroprotektan ini tidak bermanfaat, adakah penggunaan obat ini akan tetap berlangsung ? Pertanyaan yang sama untuk kita, neurolog Indonesia, adakah kita akan terus menggunakan neuroprotektan yang tidak direkomendasikan oleh guideline dan tidak memiliki evidence ilmiah yang kuat ? Siapkah kita menyampaikan “ Sayonara Neuroprotektan” ?
Pertanyaanya, setelah adanya Cochrane Review yang menyatakan bahwa neuroprotektan ini tidak bermanfaat, adakah penggunaan obat ini akan tetap berlangsung ? Pertanyaan yang sama untuk kita, neurolog Indonesia, adakah kita akan terus menggunakan neuroprotektan yang tidak direkomendasikan oleh guideline dan tidak memiliki evidence ilmiah yang kuat ? Siapkah kita menyampaikan “ Sayonara Neuroprotektan” ?
No comments:
Post a Comment