Selamat Datang di Dunia Neurovaskular & Neurointervensi

idik

idik

Saturday 16 October 2021

Sleeping by Intention

Usia manusia terbatas. Sedang manusia menggunakan sepertiga usianya untuk tidur. Banyak tidur, mungkin sama buruknya dengan kurang tidur. Kecuali tidur itu akan menghindarkan kita dari perbuatan tercela dan maksiat kepada Allah. Dalam sudut pandang spiritual, tidur memiliki makna penting, karena tujuan tidur adalah untuk bangun kembali, dan saat bangun, tidaklah diniatkan kecuali untuk ibadah. Bisakah tidur bernilai ibadah?

 

Dalam sudut pandang Bidayatul Hidayah, karya Imam Al-Ghazali, tidur perlu dipersiapkan, tidak semata-mata terlelap menutup mata.

 

Tidur malam hari dilakukan selepas melaksanakan sholat isya’. Membaca kitab ilmu pengetahuan adalah anjuran menghabiskan waktu antara sholat isya’ dan waktu tidur. Beliau, memberikan nasihat,” Sibukkanlah dirimu dengan mempelajari kitab. Jangan bermain-main; sehingga kegiatan mempelajari kitab itu menjadi penutup semua kegiatanmu sebelum engkau tidur.”

 

Beginilah cara tidur yang baik menurut Al-Ghazali:

“Bila engkau hendak tidur, hadapkanlah tempat tidurmu ke arah kiblat, dan tidurlah dengan memiringkan badan ke sebelah kanan, sebagaimana letak mayat di liang lahad. Ketahuilah bahwa tidur itu bagaikan mati, sedangkan bangun itu bagaikan bangkit dari mati. Bisa jadi Allah SWT mencabut ruhmu di kala engkau tertidur di malam hari. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk menemui-Nya. 

 

Bertobatlah sebelum tidur, memohon ampunan kepada Allah dan beniat untuk berbuat kebajikan jika Allah masih membangunkanmu dari tidurmu. Dan ingatlah bahwa seperti itulah engkau akan terbaring di dalam liang lahad seorang diri, hanya amalmulah yang akan menemanimu, dan pahala bagimu hanyalah amalanmu.

 

Berniatlah bangun sebelum fajar, menunaikan dua rakaat sebelum shubuh, ini merupakan kebajikan para sholeh dan ini adalah amalan untuk menghadapi keadaan di kala miskin (hari pengadilan). 

 

Sebelum tidur, berdoalah, diantara doa tersebut berbunyi ”Ya Allah bangunkanlah aku di saat yang paling Engkau senangi, sehingga Dikau dekatkan aku pada Dirimu sendiri, dan jauhkanlah aku sejauh-jauhnya dari murka-Mu.”

 

Kemudian Membaca Ayat Kursi, surat Al-Ikhlas, dan dilanjutkan surat Al Falaq dan An Naas, dengan dua surat ini orang berlindung pada Allah. Kemudian membaca surat yang diawali dengan ayat “ Mahasuci Dia  yang ditangan-Nya berada segala kerajaan.” Tidurlah dalam keadaan bersih karena berwudlu. Imam Al Ghazali menyampaikan, “barangsiapa berlaku begini, maka naiklah jiwanya ke arsy Allah dan dia ditulis sebagai menunaikah shalat hingga dia bangun. 

 

Bagaimanakah sudut pandang neurosains terhadap tata cara tidur menurut Bidayatul Hidayah ini? Demikianlah, cara tidur ini telah diajarkan di pesantren sebagai amalan praktis, dari generasi ke generasi. 

 

Saturday 9 October 2021

Peringatan Hari Stroke: Menambah Karung Baru?

Tema World Stroke Day (WSD) tahun 2021 ini adalah “Minutes Can Save Lives.” Tema yang sebenarnya sudah jamak diketahui dan berulang-ulang dikampanyekan, semacam “Time is Brain,” atau “Time is Neuron.” Tentu bukan jargon dan kampanye yang salah, tapi lebih pada munculnya pertanyaan besar di kepala, “masih perlukan WSD diperingati?” Sementara dengan banyak dan meriahnya peringatan tahun ke tahun, survey ke survey, angka kematian akibat stroke tetap saja tertinggi di Indonesia, tetap nomor wahid. 

Berapa banyak pasien datang cepat ke rumah sakit, mengejar fase hiperakut, tak mendapat terapi seharusnya, baik trombolisis atau trombektomi. Atau, berapa banyak pasien dengan stroke akut tidak mendapat terapi yang ideal sesuai guideline, konsensus atau PNPK (Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran) Stroke 2019.

Sudah tak terhitung berapa kali acara ilmiah tentang stroke diselenggarakan, berapa banyak program di kampanyekan. Apabila di cetak semua makalah seminar, simposium atau workshop, mungkin sudah berkarung-karung makalah teronggok di sudut ruangan.

Sudah waktunya pemerintah dengan segala otoritasnya, bersama perhimpunan profesi dokter terkait menyelesaikan persoalan secara kongkrit, tidak berhenti pada wacana. Sudah sangat lama problem stroke tercatat sebagai masalah utama kesehatan nasional, namun tak ada perubahan dari waktu ke waktu. 

Dimanakah akar masalahnya? Semua sebenarnya sudah tahu dan jawaban tersebut ada pada makalah yang berkarung-karung di sudut ruangan itu. Akankan peringatan WSD tahun ini akan menambah karung-karung baru? Ah…sudahlah!