Selamat Datang di Dunia Neurovaskular & Neurointervensi

idik

idik

Monday 24 April 2023

Wahai Nevi: Pergilah, Temukan Dirimu Sendiri


Suatu waktu, seorang neurolog muda begitu terobsesi menjadi seorang neurointervensionis (Nevi). Hal ini muncul setelah ia menyaksikan seorang pakar, guru dari banyak Nevi di Indonesia. Dia terkesima dengan kasus-kasus yang dipresentasikan dan prosedur yang berhasil dikerjakan. Maka menjadi neurointervensi merupakan cita-cita hidupnya. 

 

Syahdan, tercapailah keinginannya, menjadi fellow dan menyelesaikan fellowship selama setahun. Jadilah dia seorang Nevi. Kemudian dia bekerja di suatu rumah sakit dan melakukan prosedur dengan kasus berlimpah. Dia mendapat banyak benefit dari prosedur-prosedurnya.  Prosedur dia lakukan siang-malam dengan kerja keras.  Kemudian para sejawat melihatnya sebagai seorang Nevi yang hebat. 

 

Sang Nevi merasa, apa yang telah diraihnya, yang tampak hebat dan keren, seperti biasa saja. Dulu, tatkala melihat Nevi dengan banyak prosedur, dia begitu terkesima dan kagum. Tatkala hal tersebut terjadi pada dirinya sendiri, sekali lagi, terasa biasa saja. 

 

Maka demikianlah kehidupan. Semua keinginan, cita-cita, harapan dan impian, tatkala sudah tercapai, yang dulu seolah hebat, menjadi biasa saja. Kemudian, muncullah keinginan-keinginan baru sebagai tujuan hidup. Dan demikianlah terjadi berulang-ulang.

 

Kehidupan yang seolah bertujuan, mengejar mimpi dan harapan, hakekatnya adalah kehidupan yang TIDAK bertujuan. Hal demikian, apabila tidak diberikan makna, adalah perputaran kehidupan yang hampa. Seperti matahari yang terbit pagi hari dan kemudian tenggelam sore hari, lalu esok pagi terbit lagi. Seperti manusia yang terlahir, dewasa, tua, meninggal, lalu muncul generasi manusia baru dengan putaran yang sama. 

 

Maka, bukankah sia-sia menjadikan Nevi sebagai tujuan. Apalagi menjadikan Nevi hanya SEKEDAR untuk menaikkan status sosial, sumber mata pencaharian, atau berbangga-bangga diri di media sosial. Betapa sepele, profan dan fana seorang Nevi. 

 

Seorang manusia dan jika ia seorang Nevi, perlu memiliki tujuan hakiki, bukan tujuan semu. Tujuan semu dapat dilihat dari narasi diatas, yakni tatkala tujuan yang dianggap besar, saat tercapai menjadi seolah biasa saja. Jika Nevi adalah tujuan utama, lalu kemana para pakar Nevi sebelumnya? Kemanakah Lasjaunias, kemanakah Luc Picard atau kemanakah Valavanis setelah memasuki masa pensiun? Anda bisa berkata, bukankah mereka tercatat dalam tinta sejarah? Jika tinta sejarah adalah tujuan? Sampai kapankah ia bertahan?

 

Maka cobalah pergi. Pergilah kemanapun. Pergilah dari kehidupan keseharianmu yang seolah-olah itulah dirimu. Pergilah dari rumah manusia-mu. Pergilah ketempat asing tatkala orang melihatmu sebagai manusia saja. Di Kota-mu, engkau mungkin adalah dokter, engkau adalah supervisor hebat, engkau adalah Nevi. Gelar dan status sosialmu telah membatasi dirimu sendiri. Engkau mungkin marah tatkala ada seorang satpam, cleaning service atau perawat di rumah sakit tidak memberikan penghormatan yang kau anggap "selayaknya." Padahal mereka memperlakukanmu sebagaimana mereka memperlakukan manusia lain. Pergilah ketempat jauh, yang engkau bisa menanggalkan "pakaian" ke-Akuan-mu, pergi dari rumah manusia-mu, menuju rumah Tuhan. 


Tatkala berada di rumah Tuhan, engkau menjadi orang asing, tak seorangpun mengenalimu, maka nilai dirimu hanya antara engkau dan Tuhan. Kala dirimu menjadi asing, tak ada yang mengenalmu, tak ada yang membutuhkanmu, tak akan ada yang menyanjungmu. Hanya ada satu tujuan-mu, kasih sayang Tuhan. Adakah hidup sepanjang usia-mu kini menjadikanmu berhak dan pantas mendapat kasih-sayang Tuhan, ataukah tujuan hidup hanya untuk membesarkan egomu, memuaskan nafsumu, meninggikan status sosialmu, yang tatkala engkau mati tak tersisa kecuali cerita dari keluarga dan teman-temanmu, dan selesailah sampai disitu?

 

Wahai para Nevi, pergilah dari rumah manusia-mu, ke rumah Tuhan yang abadi. Saat Tuhan menjadi tujuan, dirimu akan dipenuhi rasa malu. Malu saat merasa pintar, merasa besar, merasa memiliki kedudukan. Karena kau menyadari sepenuhnya,  itu hanyalah "pakaian," yang tatkala tanggal, maka tiadalah semua, yang tampak hanya wajah manusia-mu sebenarnya, adakah wajah yang bercahaya atau wajah yang bermuram durja.


Menjadi Nevi bukan tujuan, menjadi Nevi adalah wasilah (sarana) untuk menggapai tujuan utama yang abadi.