Sebelum era vascular imaging, neurolog memberikan terapi pada pasien stroke, sebagian besar hanya berdasarkan guideline yang ada dan keyakinan saja. Sifat dari guideline adalah panduan umum. Tidak berlaku untuk semua pasien. Disclaimer ini ada dan bisa di baca pada setiap guideline itu sendiri.
Neurolog memberikan terapi nimodipin pada SAH, hanya berdasar keyakinan adanya potensi terjadinya vasospasme, padahal mereka tidak melihat ada atau tidaknya vasospasme. Ada banyak pasien SAH tidak mengalami vasospasme saat dilakukan serebral angiografi (DSA), apalagi jika tipe SAH hanya sulcal dan perimesenchephalic. Neurolog menduga terjadi oklusi pada pembuluh darah kecil hanya karena nilai NIHSS yang rendah, padahal saat dilakukan DSA, oklusi terjadi pada pembuluh darah besar dan berpotensi makin memburuk dalam beberapa jam kedepan. Adanya kolateral yang bagus, memungkinkan pasien tersebut memiliki gejala klinis minimal. Pada saat didapatkan pasien kejang dengan gambaran CT-CTA/MRI-MRA tampak adanya malformasi arterivena. DSA menunjukkan dengan detail kelainan pembuluh darah sesungguhnya apakah AVM, Dural Fistula ataukan Proliferative Angiopathy, dan ini berpengaruh pada strategi terapi.
Maka, seorang Neurolog dalam melakukan tatalaksana pasien seharusnya tidak hanya meyakini, namun menyaksikan. Menyaksikan berarti melakukan diagnosa secara presisi dan melakukan tatalaksana secara tepat.
Ada banyak pertanyaan yang muncul saat menyaksikan imejing vaskuler secara langsung. Apakah pasien dengan infark pada subcortical akibat oklusi perforator masih harus mengikuti guideline yang menyatakan bahwa tekanan darah sistolik diturunkan pada stroke infark jika >220 mmhg? Bukankan ini hanya bermanfaat untuk oklusi pada pembuluh darah besar atau pial vessel yang memerlukan aliran darah yang lebih panjang melalui kolateral? Bukankan penyebab oklusi perforator akibat tekanan darah, dan akan berisiko stroke ulang jika target tekanan darah terlalu tinggi?
Pertanyaan yang lain misalnya, apakah tekanan darah pada SAH akibat aneurisma dipertahankan pada 140-160 mmhg? suatu target tekanan darah yang dimaksudkan agar aneurisma tidak ruptur lagi, tapi dengan mempertahankan perfusi serebral tetap adekuat jika ada vasospasme. Apakah mungkin tekanan darah diregulasi lebih rendah saat menemukan morfologi aneurisma rentan mengalami ruptur, sedang DSA tidak di dapatkan vasospasme. Dokter yang menyaksikan, akan konfiden memberikan advis terapi. Menyaksikan sungguh berbeda dengan hanya meyakini.
Maka, inilah yang dimaksudkan dalam kuplet syair lagu Derap Neurointervensi;
Menyaksikan Tak Hanya Meyakini
Berpijak Ilmu Menjadi Ahli
Mulya Kala Khidmah Sepenuh Hati
Jadi Cahaya Negeri
No comments:
Post a Comment