Layaknya sebuah perjalanan, semua perlu persiapan. Merancang tujuan yang hendak dicapai, melukis target yang hendak digapai. Maka, apatah mau dikata, jika sang musafir berbekal badan semata. Bisa jadi dalam kelana, tersesat dalam lebatnya rimba.
Dalam pergimu wahai musafir, langkahmu mengikuti peta, menyusuri sudut-sudut kota, sudut-sudut area tak terduga. Cukupnya bekalmu, ditambah doa dan ilmu, membuat langkahmu derap berpadu.
Namun ingatlah, perjalananmu misteri hidupmu. Tak pernah tahu mesti dan pasti apa bakal kau hadapi. Bisa jadi dia berubah, bisa jadi ia berkilah. Namun, musafir sejati, selalu menikmati setiap sisi indahnya perjalanan. Jalan buntu, cuaca tak menentu, adalah ilmu baru yang layak dihikmati, layak dihayati.
Sang Nevi adalah musafir, tatkala prosedur dikerjakan, sungguh dia sedang bepergian. Rute yang sering dikunjungi akan membuatnya percaya diri, sedang rute baru hendak di tempuh, tentu memerlukan banyaknya peluh.
Layaknya seorang musafir, meskipun telah berbekal, meskipun ilmu beribu jengkal, namun ada sebaik-baik bekal, yanga harus senantiasa dibawa, senantiasa beserta. Taqwa dan do'a. Karena sungguh manusia, tiada pernah tahu takdir akhirnya.
Changi, Singapore, Ahad, 31 Maret 2018.
Mempelajari neurovaskular hanya dari anatomi dan fisiologi saja, seolah melihat pantai hanya dari lukisan dinding yang indah namun tidak bergerak. Mempelajari neurovaskular dengan melakukan dan memahami angiografi serebral, bukan hanya menikmati keindahannya, namun merasakan hembusan angin laut dan deburan ombak pantai yang dinamis sekaligus menggetarkan.
Selamat Datang di Dunia Neurovaskular & Neurointervensi
idik
Saturday, 31 March 2018
Saturday, 17 March 2018
Live Course in Neurology : Cukuplah Dalam Tempurung ?
Sabtu, 13 Januari 2018, di Madrid Spanyol. Hari itu adalah
hari yang ditunggu-tunggu. Pertemuan ilmiah dengan tajuk Neurointerventional Master Course (NeuroIMC) 2018, sebuah pertemuan
ilmiah tahunan dengan outstanding speaker
dari berbagai belahan dunia, berdiskusi tentang stroke, neurovaskuler,
neurosurgical cases, serta neurointervensi.
Pagi itu, mengikuti lecture
demi lecture demikian nikmatnya,
sambil ditemani segelas kopi dan pisang goreng ter-enak. Pisang goreng ini
demikian renyah, se-renyah diskusi yang interaktif di NeuroIMC. Nah, bagaimana
mungkin ada pisang goreng di suatu konferensi di Madrid ? sedangkan pisang
goreng paling enak hanyalah pisang goreng buatan Mbok warung di sebelah rumah ?
Tentu saja, ini bukan di Madrid, menikmati jalannya
konferensi ternyata bisa dari ruang kamar , di depan laptop kesayangan. Dengan membuka live streaming dari
neurosurgical.tv, semua topik dan jalannya diskusi bisa diikuti. Tidak
perlu lagi terbang ke Madrid dengan biaya puluhan juta dengan menghabiskan
waktu beberapa hari, cukuplah berbekal paket internet yang adekuat, semua
materi bisa lengkap didapat.
Konsep Live Course
telah membuat dunia benar terlipat. Kalau sebelumnya hanya sepak bola yang bisa
dilihat secara Live, saat ini banyak
acara ilmiah bisa diikuti secara Live.
Dalam konteks Indonesia, beberapa kali senter-senter pendidikan neurologi
mengadakan webinar symposium, presentasi dan diskusi interaktif dengan pakar luar
negeri, yang bisa dilakukan interaktif dua arah.
Bukan hanya soal lecture,
jika kita menghadiri acara seperti LINNC
(Live Interventional Neuroradiology and Neurosurgery Conference) dari Paris
atau WLNC (World Live Neurovascular
Conference) dari Shanghai, kita akan menyaksikan prosedur operasi secara Live dari satu tempat, sedang operator berada
dibelahan dunia lain. Konferensi yang diadakan di Shanghai misalnya, kita dapat
mengikuti prosedur operasi yang dikerjakan di Turki, Perancis atau Brazil dalam
waktu yang sama, real time. Kualitas
gambar demikian bagus, seolah kita berada disana, berada dibelakang operator.
Diskusi antara operator dengan seribuan orang audien di tempat konferensi bisa terjalin
dengan panduan moderator. Saat itulah, waktu dan tempat tak lagi menjadi penghalang
suatu interaksi ilmiah.
Inilah yang sangat dekat akan terjadi, fakta yang jelas
didepan mata. Kegiatan ilmiah dengan topik yang kurang menarik, dan hanya
berupa kuliah klasikal, dengan topik itu-itu saja, niscaya akan tergerus zaman.
Mengemas acara ilmiah berbasis teknologi dengan mengundang para pakar dari
belahan dunia lain, tanpa mereka hadir secara fisik di tempat acara, tampaknya
tidak terlalu lama akan menjadi sajian rutin kita. Acara ilmiah dengan
iming-iming SKP besar tanpa acara ilmiah berkualitas, tentu akan tetap ada peserta yang
teregistrasi, namun bisa jadi, ruangan seminar akan kosong. Peserta hanya
berhenti pada SKP, mereka lebih nyaman menikmati sajian di luar konferensi, seperti
menikmati city tour. Bagaimana tidak
? semua materi dan konten ilmiah sudah bisa mereka dapat dari dunia maya dan Live Conference dengan kapasitas ilmiah tinggi
dan kualitas yang mungkin tak terbatas.
Akhirnya, dunia yang terlipat telah hadir di depan mata. Untuk menjadi maju dan berilmu, ternyata kita bisa menjadi “Katak Dalam Tempurung” dalam arti tekstual, berdiam di dalam kamar dengan paket internet tak terbatas, namun tentu saja bukan dalam makna substantif. Ternyata, “DuniaTidak Hanya Seluas Daun Kelor.”
Akhirnya, dunia yang terlipat telah hadir di depan mata. Untuk menjadi maju dan berilmu, ternyata kita bisa menjadi “Katak Dalam Tempurung” dalam arti tekstual, berdiam di dalam kamar dengan paket internet tak terbatas, namun tentu saja bukan dalam makna substantif. Ternyata, “Dunia
Sunday, 11 March 2018
Neurologi dan Jempol Kaki
Dulu kawanku bertanya,
Mengapakah sekolah neurologi,
Hanya lihat ujung jempol bergerak saja
Sudah senang setengah mati
Kawan lain juga bertanya,
Tentang kabar bangsal Neurologi
Masihkah banyak terjadi,
Angka kematian paling tinggi
Aku hanya tersenyum kecut,
Diam-diam duduk menyudut
Sambil mengingat nasib mereka,
Yang lumpuh, yang buta, yang kejang, sampai yang koma
Para neurolog terkenal hebat,
Diagnosis topis amatlah tepat
Namun tatkala menulis terapi,
Itu-itu saja obat yang mereka beri
Kawanku..... itu cerita dulu......
Namun bukanlah dongeng di masa lalu,
Wajah-wajah neurologi kini,
Telah berubah cerah berseri
Kuratif Neurologi,
Demikianlah orang menyebut
Banyak obat dan tehnik baru telah tersebut
Menolong ratusan ribu penderita,
Yang lumpuh, yang buta, yang kejang, sampai yang koma
Langkah ini belum terhenti,
Ratusan bahkan ribuat riset terus terjadi
Sungguh banyak rahasia akan terungkap,
Jika Tuhan izinkan tabir tersingkap
Tapi Kawanku.....,
Neurologi bukan lagi soal jempol kaki
Bukan soal kemauan, kerja keras dan berbakti sepenuh hati
Masih banyak ribuan penderita,
Yang lumpuh, yang buta, yang kejang, sampai yang koma
Mereka masih bertebaran di seluruh nusantara
Bukan karena Kita tak tahu cara mengobatinya
Bukan pula karena tak ada obatnya
Tapi soal biaya, soal dana......
Soal paket asuransi,
Yang hanya berhenti di meja diskusi.....
Subscribe to:
Posts (Atom)