Sudah lama menjadi pertanyaan tak terjawab di kalangan Neurologist, pasien dengan severe carotid stenosis (>70%) namun asimptomatik, apa yang sebaiknya dilakukan ? best medical management (BMM) atau intervensi (stenting/endarterectomy)?
Baru saja dipublikasikan CREST-2, di NEJM (21 November 2025), hasil yang mengejutkan sekaligus segera mengubah peta praktik klinis neurologi. Studi ini melibatkan lebih dari 2.400 pasien dari lima negara dan secara khusus menilai mana yang lebih efektif: BMM saja, operasi endarterektomi, atau stenting.
Dalam empat tahun, stroke pada kelompok stenting hanya 2,8%, sedang pada kelompok BMM 6,0%. Ini perbedaan besar, dua kali lipat risiko stroke lebih tinggi, bila tidak dilakukan stenting
Menariknya, pilihan operasi lama—carotid endarterectomy—tidak menunjukkan keunggulan signifikan dibanding BMM. Dalam studi ini, angka kejadian stroke pada kelompok endarterektomi hanya sedikit lebih rendah, namun secara statistik tidak bermakna (3,7% vs 5,3%)
Dunia Neurologi memasuki babak baru. Pasien dengan stenosis karotis berat, meskipun tanpa gejala, kini tidak lagi dianggap “baik-baik saja”. Justru kelompok inilah yang paling bisa diuntungkan dari intervensi dini—agar stroke bisa dicegah sejak awal. Bagi rumah sakit, dan senter neurointervensi, studi ini menjadi fondasi baru dalam menyusun panduan praktik klinis prevensi stroke.
No comments:
Post a Comment