Sabtu, 13 Januari 2018, di Madrid Spanyol. Hari itu adalah
hari yang ditunggu-tunggu. Pertemuan ilmiah dengan tajuk Neurointerventional Master Course (NeuroIMC) 2018, sebuah pertemuan
ilmiah tahunan dengan outstanding speaker
dari berbagai belahan dunia, berdiskusi tentang stroke, neurovaskuler,
neurosurgical cases, serta neurointervensi.
Pagi itu, mengikuti lecture
demi lecture demikian nikmatnya,
sambil ditemani segelas kopi dan pisang goreng ter-enak. Pisang goreng ini
demikian renyah, se-renyah diskusi yang interaktif di NeuroIMC. Nah, bagaimana
mungkin ada pisang goreng di suatu konferensi di Madrid ? sedangkan pisang
goreng paling enak hanyalah pisang goreng buatan Mbok warung di sebelah rumah ?
Tentu saja, ini bukan di Madrid, menikmati jalannya
konferensi ternyata bisa dari ruang kamar , di depan laptop kesayangan. Dengan membuka live streaming dari
neurosurgical.tv, semua topik dan jalannya diskusi bisa diikuti. Tidak
perlu lagi terbang ke Madrid dengan biaya puluhan juta dengan menghabiskan
waktu beberapa hari, cukuplah berbekal paket internet yang adekuat, semua
materi bisa lengkap didapat.
Konsep Live Course
telah membuat dunia benar terlipat. Kalau sebelumnya hanya sepak bola yang bisa
dilihat secara Live, saat ini banyak
acara ilmiah bisa diikuti secara Live.
Dalam konteks Indonesia, beberapa kali senter-senter pendidikan neurologi
mengadakan webinar symposium, presentasi dan diskusi interaktif dengan pakar luar
negeri, yang bisa dilakukan interaktif dua arah.
Bukan hanya soal lecture,
jika kita menghadiri acara seperti LINNC
(Live Interventional Neuroradiology and Neurosurgery Conference) dari Paris
atau WLNC (World Live Neurovascular
Conference) dari Shanghai, kita akan menyaksikan prosedur operasi secara Live dari satu tempat, sedang operator berada
dibelahan dunia lain. Konferensi yang diadakan di Shanghai misalnya, kita dapat
mengikuti prosedur operasi yang dikerjakan di Turki, Perancis atau Brazil dalam
waktu yang sama, real time. Kualitas
gambar demikian bagus, seolah kita berada disana, berada dibelakang operator.
Diskusi antara operator dengan seribuan orang audien di tempat konferensi bisa terjalin
dengan panduan moderator. Saat itulah, waktu dan tempat tak lagi menjadi penghalang
suatu interaksi ilmiah.
Inilah yang sangat dekat akan terjadi, fakta yang jelas
didepan mata. Kegiatan ilmiah dengan topik yang kurang menarik, dan hanya
berupa kuliah klasikal, dengan topik itu-itu saja, niscaya akan tergerus zaman.
Mengemas acara ilmiah berbasis teknologi dengan mengundang para pakar dari
belahan dunia lain, tanpa mereka hadir secara fisik di tempat acara, tampaknya
tidak terlalu lama akan menjadi sajian rutin kita. Acara ilmiah dengan
iming-iming SKP besar tanpa acara ilmiah berkualitas, tentu akan tetap ada peserta yang
teregistrasi, namun bisa jadi, ruangan seminar akan kosong. Peserta hanya
berhenti pada SKP, mereka lebih nyaman menikmati sajian di luar konferensi, seperti
menikmati city tour. Bagaimana tidak
? semua materi dan konten ilmiah sudah bisa mereka dapat dari dunia maya dan Live Conference dengan kapasitas ilmiah tinggi
dan kualitas yang mungkin tak terbatas.
Akhirnya, dunia yang terlipat telah hadir di depan mata. Untuk menjadi maju dan berilmu, ternyata kita bisa menjadi “Katak Dalam Tempurung” dalam arti tekstual, berdiam di dalam kamar dengan paket internet tak terbatas, namun tentu saja bukan dalam makna substantif. Ternyata, “DuniaTidak Hanya Seluas Daun Kelor.”
Akhirnya, dunia yang terlipat telah hadir di depan mata. Untuk menjadi maju dan berilmu, ternyata kita bisa menjadi “Katak Dalam Tempurung” dalam arti tekstual, berdiam di dalam kamar dengan paket internet tak terbatas, namun tentu saja bukan dalam makna substantif. Ternyata, “Dunia
No comments:
Post a Comment