Salah satu yang dilakukan oleh para Sufi adalah bersikap
Wara’. Sikap wara adalah sikap hati-hati, menjaga diri dari sesuatu yang belum
jelas (kehalalan-nya) dan meninggalkan sesuatu yang meragukan (syubhat). Contoh
sederhana adalah tatkala seorang Sufi menghindari dan meninggalkan makanan yang
tidak jelas kehalalannya, baik dzat-nya maupun cara memperolehnya. Ini
dilakukan untuk menjaga diri dari dosa dan perbuatan yang dilarang oleh Tuhan.
Bersikap Wara’ berarti bersikap sangat hati-hati, mengambil jalan yang aman
dari dosa, meninggalkan yang meragukan, mengambil yang pasti, agar semakin dekat
dengan Tuhan.
Dalam neurointervensi, seorang Nevi juga harus bersikap “Wara.” Sikap tersebut harus melekat pada dirinya tatkala menghadapi pasien dengan problem neurovaskuler. Saat menghadapi suatu kasus, seorang Nevi harus memilih untuk melakukan suatu prosedur neurointervensi atau meninggalkannya. Pertimbangan yang harus selalu diingat adalah “apakah tindakan yang dilakukan memiliki manfaat lebih besar dibanding dengan tidak melakukannya.” Dengan kata lain “ apakah tindakan neurointervensi memiliki manfaat lebih besar dari terapi konservatif.” Apabila seorang nevi memiliki sikap “Wara”, maka dia hanya akan memilih kasus-kasus yang memang memiliki indikasi untuk dilakukan intervensi. Dan prosedur-prosedur yang dia lakukan akan memiliki angka keberhasilan tinggi dan komplikasi yang rendah. Dan bersikap wara seperti ini menjadikannya lebih “selamat.” Meninggalkan prosedur intervensi terkadang tidak semata-mata berkaitan dengan kasus itu sendiri, namun juga berkaitan dengan ketersediaan device.
Contohnya, apabila mendapatkan pasien dengan wide-neck
aneurysma (neck >4mm) dan rasio neck to dome tidak ideal (<1:2), maka tindakan yang seharusnya dilakukan adalah
stent-asisted coiling atau baloon asisted-coiling. Apabila dia hanya memiliki
coil, dan tidak memiliki stent/baloon, maka sikap “Wara” adalah memilih tidak
melakukan prosedur coiling, karena angka kegagalan coiling tanpa stent/baloon
cukup tinggi dan potensial mengakibatkan komplikasi lebih lanjut pada pasien. Pemilihan
kasus yang tepat kita kenal sebagai “case selection,” “proper case for proper
intervention.”
Maka, melihat sikap “Wara”dapat dilakukan oleh Sufi dan
Nevi, mungkinkan seorang Nevi menjadi Sufi ? atau mungkinkah seorang Sufi
menjadi Nevi ?
Peran dan Fungsi
ReplyDeleteFungsi seorang ayah dapat digantikan kedudukannya oleh ayah lain (tiri), tetapi perannya sbg ayah kandung tak tergantikan. Kesufian adalah sebuah peran (tak tergantikan sbgmn peran ayah kandung). Nevi yg memikul peran tak tergantikan oleh keberadaan Nevi lain mungkin saja ia seorang sufi :)