Misteri otak yang seolah bisa terkuak dengan modalitas imejing
modern, ternyata hanyalah sebagian saja membantu sang Neurointerventionist dalam
prosedur-prosedur yang tiap hari di jalaninya. Selalu saja ada “surprise” saat navigasi
device neurointervensi memasuki lorong-lorong kecil pembuluh darah otak.
Dalam renung-nya, ada yang lebih penting dari pada kesuksesan
suatu prosedur yaitu tidak terjadinya komplikasi pasca prosedur neurointervensi.
Betapapun suksesnya suatu prosedur, betapapun sempurnanya hasil suatu tindakan,
jika setelah prosedur terjadi komplikasi, seolah semuanya sia-sia. Taruhlah suatu prosedur coiling aneurysma,
dimana untuk suatu packing yang sempurna memerlukan waktu berjam-jam. Begitu
packing telah menjadi sempurna, di ujung prosedur, microwire tanpa sengaja
menembus aneurysma, maka terjadilah perforasi dan perdarahan kembali. Perdarahan
yang lebih hebat dari perdarahan sebelumnya. Maka.....dimanakah keterampilan
tangan sang Neurointerventionist ?
Dalam renung-nya, yang lebih penting dari mengobati penyakit pasien adalah tidak menimbulkan komplikasi selama proses pengobatan. Maka bagaimana sedapat mungkin menghindari prosedur yang semula dimaksudkan mengobati, malah menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas bagi pasien.
Dalam renung-nya, yang lebih penting dari mengobati penyakit pasien adalah tidak menimbulkan komplikasi selama proses pengobatan. Maka bagaimana sedapat mungkin menghindari prosedur yang semula dimaksudkan mengobati, malah menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas bagi pasien.
Di balik semua kesuksesan prosedur pasti ada AS-SALAM, Tuhan
Maha Pemberi Keselamatan. Tidak satu detik prosedur-pun yang lepas dari
pengawasan-Nya. Prosedur yang tampaknya sangat sulit, ternyata hanya
membutuhkan waktu yang sama dengan prosedur diagnostik. Prosedur diagnostik
yang tampaknya berlangsung singkat-pun bisa menjadi berjam-jam saat menemui
variasi anatomis sulit.
Maka dzikir dan do’a yang kiranya paling sesuai untuk
Neurointerventionist adalah dzikir keselamatan, dzikir yang senantiasa
dikumandangkan setelah sholat. Memuji Sang Pemberi Keselamatan dan memohon
kehidupan yang terselamatkan.
Dzikir yang tidak hanya dimaksudkan untuk memuji Dia Pemberi Keselamatan, namun juga merupakan ikrar akan kelemahan diri sendiri, dengan sepenuh hati menyadari, ilmu ini bukan ilmunya, namun ilmu Tuhan-Nya.
Dzikir yang tidak hanya dimaksudkan untuk memuji Dia Pemberi Keselamatan, namun juga merupakan ikrar akan kelemahan diri sendiri, dengan sepenuh hati menyadari, ilmu ini bukan ilmunya, namun ilmu Tuhan-Nya.
“ Allahumma anta As-Salam, waminka As-Salam, Wa ilaika ya’uddu
As-Salam, fa hayyina Rabbana Bi As-Salam, wa adkhilna al-jannata dar As-Salam............”
No comments:
Post a Comment