Demikianlah kira-kira kesan pertama,
saat membaca hasil riset ARUBA ( A Randomized Trial of Un Rupture Arteriovenous
Malformation). Sebuah riset yang sangat ditunggu-tunggu oleh
Neurointerventionist, Neurologist dan Neurosurgeon di seluruh dunia mengenai
cerebral AVM yang unrupture, dimana manajemen penyakit ini masih menjadi misteri di dunia kedokteran.
ARUBA membandingkan
terapi intervensi vs terapi konservatif, dan trial ini dihentikan lebih awal karena primary outcome (stroke &
death) yang lebih jelek pada kelompok intervensi.
Penelitian
ini dihentikan pada saat sampel yang terkumpul 223 dari 400 sampel yang direncanakan; 109
kelompok terapi konservatif dan 114 kelompok yang dilakukan intervensi. Intervensi
yang dilakukan adalah embolisasi, eksisi neurosugikal, dan stereotactic
radiosurgery, atau kombinasi dari tehnik-tehnik ini. Pasien tidak memiliki
perbedaan karasteristik yang bermakna pada data baseline; sebagian besar
memiliki grade Spetzler-Martin 1, 2, atau 3. Dan hanya sedikit grade 4, tidak
satupun yang grade 5 (hazardous to treat).
Penelitian ini
dihentikan pada april 2013 setelah dilakukan follow up selama 3 tahun. Berikut
keterangan yang dukutip dari Medscape :
“ Jay P.
Mohr, MD, Columbia University, New York, New York, reported that the primary outcome (death or stroke) had occurred in 11
patients in the conservative group (10%) vs 33 patients (29%) in the
interventional group. The intention-to- treat analysis showed a
significant reduction of the primary outcome in the conservative group, with a
hazard ratio of 0.35 (95% confidence interval [CI], 0.19 - 0.65). The
interventional group also had higher modified Rankin scale scores.
The
per-protocol analysis showed an even larger difference between the 2 groups, with
a hazard ratio of 0.20 (95% CI, 0.10 - 0.41).”
Memang penelitian
ini menilai primary -outcome dalam jangka waktu 3 tahun, untuk outcome
jangka panjang masih memerlukan studi lebih lanjut untuk membandingkan diatara dua
kelompok diatas.
Namun, paling
tidak, penelitian ini dapat dijandikan panduan untuk klinisi dalam menetukan
decision making pada kasus-kasus cerebral AVM yang unrupture.
Bagaimana
dengan AVM yang rupture ? rerupture dilaporkan terjadi 18% pada tahun pertama,
sedangkan resiko intervensi rata-rata adalah 6%. Maka, untuk rupture AVM,
treatment dengan intervensi masih merupakan pilihan (lihat tabel ) :
Bagaimana menurut anda ? ...............
No comments:
Post a Comment