Pagi buta yang sama dua bulan sebelumnya, dia harus
meyakinkan banyak pihak didepan forum bahwa dia memiliki kompetensi. Dari forum
pertama ini, mengalirlah forum-forum berikutnya, forum yang terkadang disertai
dengan “kernyitan kening” orang-orang yang menghadirinya.
Kompetensi kala itu menjadi kata-kata suci. Pertanyaan
siapakah yang kompeten ? atau apakah Anda kompeten ? merupakan pertanyaan
pamungkas yang harus di jawab secara tuntas. Menjadi tidak begitu penting
sertifikat fellow yang didapatnya selama setahun dari senter Neurointervensi
terkemuka diluar negeri yang ada ditangannya, dan seolah menjadi tidak penting
juga bahwa prosedur ini dapat dilakukan oleh siapa saja di luar negeri oleh
lintas profesi.
‘Ala kulli haal, persyaratan “birokratis “ telah terpenuhi. Kini saatnya menunjukkan
bahwa kompetensi itu bukan hanya goresan diatas secarik kertas yang tak
bermakna, tetapi sertifikat kompetensi tersebut didapat dengan kesungguhan,
deraian keringat dan do’a dalam setahun hari-harinya.
Dengan baju kamar operasi yang masih melekat di tubuhnya, dengan
kepala tertunduk, dia bersyukur prosedur diagnostik pertamanya sukses. Dia
sepenuhnya menyadari bahwa prosedur pertama merupakan pijakan utama untuk
prosedur-prosedur berikutnya. Wajah wanita tua diatas meja cathlab masih tergambar
dibenaknya hingga saat ini. Seorang wanita dengan SAH, dia temukan aneurysma
pada P.com kiri, dan kemudian sukses diterapi beberapa hari setelahnya.
Short Message Service (SMS) segera dikirimnya, menyampaikan
terimakasih pada sang guru atas segala bimbingan yang selama ini didapatnya.
Sang guru membalasnya dengan salam dan do’a keberkahan.
Kini, saat begitu banyak prosedur telah ia kerjakan, rasa
syukur itu semakin bertambah, karena bukan hanya dirinya, namun sejawat
seprofesi lainnya juga dengan cara dan jalan yang hampir serupa telah berhasil pula
melakukan prosedur-prosedurnya. Kiranya inilah jawaban dari do’a yang
senantiasa ia panjatkan dalam munajatnya. Do’a itu pun saat ini masih sering
dibacanya diam-diam : “ Allahummanfa’na bimaa ‘allamtanaa, wa ‘allimna maa
yanfaunaa, subhaanaka la ‘ilma lanaa illa maa ‘allamtana, innaka antal
Al-‘Aliimul Hakiim......”
No comments:
Post a Comment