Tahun 2024 segera berakhir. Wajah Neurologi Indonesia sudah banyak berubah. Stroke menjadi prioritas dan program fundamental. Kalau kita menceritakan Program Stroke pada sejawat di negara lainnya, mereka menyampaikan bahwa Indonesia berlari sangat cepat. Namun, tentu tak ada yang instan, fondasi ini harapannya akan menjelma bangunan yang kokoh dalam 5 sampai 10 tahun kedepan. Peran Kolegium dan PERDOSNI sangat dominan dan dan tak terbantahkan.
Efektivitas dan meningkatnya angka IV thrombolisis (IVT) dan Endovaskuler trombektomi (EVT) di seluruh Indonesia, masih menyisakan pertanyaan. Apakah IVT dan EVT efektif untuk stroke pada Pediatri dan pada Geriatri (usia 80an-octogenarian atau 90an- nonagenarian. Diskusi tentang fraility dan usia biologis menjadi menarik, mengingat pada banyak negara eropa dan negara maju, octogenarian merupakan populasi utama yang masih aktif dan mampu melakukan aktivitas harian tanpa hambatan.
Hal serupa terjadi pada stroke dengan populasi pediatric. Semakin kebelakang, laporan-laporan terkait efektivitas IVT dan EVT pada pediatric makin banyak. Mungkin dalam waktunyang tidak lama akan ada guideline terkait dua modalitas terapi ini.
Tindakan Neurointervensi pada pediatri sangat unik. Selain stroke, banyaknya ragam dan jenis malformasi vaskuler ada pada pediatri. Keputusan klinis dan decision making berbeda dengan populasi dewasa. Belum lagi pemilihan jenis device dan tehnik intervensi yang dilakukan. Terbatasnya subspesialisasi pediatric yang mendalami kelainan vaskuler pada pediatric mengakibatkan banyaknya pasien-pasien yang tidak terdiagnosis dengan baik dan tepat.
Mungkin sudah saatnya, kajian-kajian bersama lintas Pokja terkait stroke pada "special population" ini dimulai. Semoga bisa terwujud di tahun 2025.
No comments:
Post a Comment