Selamat Datang di Dunia Neurovaskular & Neurointervensi

idik

idik

Friday, 4 January 2013

Vertigo Kultural...

Vertigo merupakan terminologi neurologi. Dapat memiliki etiologi perifer, atau disebabkan gangguan sentral akibat stroke serta gangguan pembuluh darah otak, terutama sirkulasi posterior. Bahasa awamnya pusing tujuh keliling dalam arti sebenarnya.

Termasuk kategori manakah vertigo kultural ? tentu saja bukan keduanya.

Alkisah, seorang petani berniat menjual sekarung penuh gandum ke desa tetangga yang cukup jauh dari desanya. Untuk tujuan itu, dia membawa seekor keledai. Dia naikkan sekarung penuh gandum itu ke atas punggung keledai, diapun menarik keledai itu sambil berjalan menuju tujuan. Dalam perjalanan, sekarung gandum itu tampak beberapa kali terjatuh dan beberapa kali pula dia menaikkannya kembali. Karena kelelahan, petani tersebut memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang dia lewati.

Mendekati pohon yang dimaksud, tampak seorang lelaki tua yang juga tengah beristirahat di bawah pohon. Lelaki itu tampak dekil, berbaju lusuh dengan sepatu robek diujungnya. Kemudian keduanya terlibat percakapan. Tampak sang petani mulai kagum pada laki-laki tersebut, ternyata lelaki tersebut mengetahui banyak hal yang tidak dia ketahui.

Mereka lalu melanjutkan percakapannya, 

“Apa yang engkau bawa didalam karung itu ?” tanya lelaki tersebut.
“Sekarung penuh gandum,” jawab sang petani.
“Aku lihat berkali-kali gandum itu jatuh dari punggung keledai,” kata lelaki tua tersebut.
“Benar, aku telah berulangkali menaikkannya saat gandum tersebut jatuh dari punggung keledai,” Sahut petani.
“Mengapa tidak engkau bagi gandum itu sama banyak menjadi dua karung, diikat dan dinaikkan keduanya pada punggungnya dikanan-kiri, sehingga tidak akan jatuh lagi ?” saran lelaki tua itu.
“Wow...,luar biasa sekali ide ini, bahkan aku belum sempat memikirkannya,” ucap si petani.

Maka, bertambah kagumlah petani tersebut akan lelaki tua ini. Dia bukan hanya tahu banyak hal, namun juga mampu memberikan saran yang dapat memecahkan masalahnya.
Namun, mengapakah lelaki ini demikian dekil, lusuh dan tampak tidak terawat ? akhirnya dia tanyakan pertanyaan yang dia pendam dalam hatinya.

Lelaki tua ini menjawab, “ Benar sekali, ilmu pengatahun yang aku dapat selama ini selalu memenuhi otakku, terus menerus aku mengambil dan menumpuknya, namun ternyata semua itu membuat aku semakin pusing berputar-putar dan hanya membuat kepalaku penuh.”

Sang petani seketika berdiri dan berkata seraya meninggalkan lelaki tua itu, “biarkankanlah aku seperti ini saja, biarlah pengetahuanku sedikit namun dapat memberikan kehidupan kepadaku,” aku tidak ingin kebingunganmu menular padaku.

Inilah yang disebut vertigo kultural. Vertigo akibat missmatch antara  informasi sensoris yang masuk dengan interpretasi oleh otak. Maka terjadilah pusing berputar-putar dan gangguan keseimbangan. Ilmu pengetahuan yang didapat ternyata hanya untuk ilmu saja, tidak dapat diaplikasikan oleh pemiliknya. 

Berapa banyakkah sarjana dan ilmuwan yang mengalami vertigo kultural semacam ini ? ilmunya selangit, namun gamang dan tidak dapat memberikan manfaat bahkan bagi dirinya sendiri.

Kisah diatas disarikan dari Jalaluddin Rumi (the dancing sufi) dalam kitab Matsnawi, sebagai pelajaran bagi semua, agar ilmu seyogyanya dapat diamalkan, minimal membawa manfaat bagi pemiliknya.

No comments:

Post a Comment