Memahami fenomena “Brain Washing” pada stroke ternyata tidak
bisa di pandang dari sisi medis semata. Fenomena “Brain Wash” ini muncul
belakangan setelah banyaknya fellow neurointervensi berdatangan dan melakukan
tindakan neurointervensi.
“Neurointerventional Bubble,” adalah istilah di dunia yang
sering dipakai untuk menggambarkan banyaknya dokter yang belajar tindakan
neurointervensi. Ada kekawatiran pada neurointerventionist di Amerika, bahwa
makin banyak neurointerventionist baru, makin sedikit prosedur mereka. Sebagian
mereka meminta agar fellowship neurointervensi sementara di hentikan (suspended
indefinitely).
Tercatat, untuk Indonesia, dengan berkembang pesatnya ilmu
neurointervensi dan semakin banyaknya senter yang menerima fellow, maka baik
neurologi, bedah saraf maupun radiologi berusaha menguasai kompetensi ini.
Tak dapat dipungkiri, mulanya ilmu ini berkembang dalam ranah
radiologi. Namun, dengan berjalannya waktu, ketiga spesialiasasi di atas, masing-masing
telah berkompeten melakukan tindakan intervensi, baik diagnostik maupun
terapeutik.
Dampak dari semua ini tentu saja berhubugan dengan perubahan distribusi pasien. Sebelumnya, baik neurologi maupun
bedah saraf sebagai klinisi dan dokter penanggung jawab primer (DPJP) akan
mengirimkan pasiennya pada sejawat lain untuk tindakan neurointervensi. Kemudian
saat ini, pasien- pasien tersebut dapat dikerjakan sendiri oleh neurologi dan
bedah saraf.
Dalam situasi isu neurointerventional bubble, Maka muncul-lah terminologi Brain Washing” yang merupakan produk "rebranding". Cerebral DSA yang hanya diagnostik
di “branding” menjadi “Brain Washing,” menjadi produk terapeutik dan preventif
untuk stroke, belakangan untuk penyakit saraf yang lain. Rupanya strategi ini cukup
berhasil, meskipun menjadi pro-kontra dan ada dua kubu dalam menyikapinya.
Sehingga, memahami fenomena ini dari sudut pandang ilmiah an sich mungkin cukup absurd. Seberapa banyaknya-pun acara ilmiah dengan membahas pro dan kontra mungkin tidak akan menghentikan strategi marketing ini. Alih-alih menghentikan malahan akan membantu menyebarkan isu dan menjadi iklan gratis bagi “Brain Wash,” mungkin saja termasuk tulisan ini :-)