Selamat Datang di Dunia Neurovaskular & Neurointervensi

idik

idik

Tuesday, 12 August 2014

Ada Rotan-pun, Akar masih Berguna...................................

Manifestasi aneurysmal rupture sebagian besar berupa SAH, namun dapat berupa ICH atau kombinasi keduanya. Ketika diagnosa intracranial ruptured aneurysma telah ditegakkan dengan MRA, CTA, maupun DSA, maka pilihannya adalah melakukan terapi/oklusi pada aneurysma tersebut as soon as possible. Jika tidak, kemungkinan re-rupture dalam 6 bulan pertama sebesar 40%, dan mortalitas akibat re-rupture adalah 50%.

Dikotomi terapi aneurysma yang umum kita ketahui adalah Coiling Vs Clipping, Coiling dengan teknik neurointervensi atau Clipping dengan open surgery. Dalam neurointervensi, prosedur coiling dianggap prosedur yang masih relatif mahal. Namun, oklusi aneurysma dengan teknik neurointervensi tidak selalu menggunakan coil, dalam kondisi tertentu dapat digunakan glue (NBCA:Lipiodol), yang lazim digunakan untuk embolizasi AVM atau Dural Fistula.

Berikut adalah contoh oklusi aneurysma menggunakan glue. Oklusi aneurysma dengan glue dapat dilakukan pada aneurysma yang berlokasi pada cabang perifer, dimana oklusi pembuluh darah distal dari aneurysma diprediksi tidak menyebabkan disabilitas berat. Keuntungan oklusi aneurysma dengan glue adalah biaya yang murah dan occlusion rate mendekati 100%.

Seorang wanita, 33 tahun dengan ICH pada temporo-parietal dengan minimal SAH. Pasien mengalami sligth hemiparesis, dan hemisipestesi ringan serta nyeri kepala berdenyut yang masih sering muncul. Setelah perawatan fase akut, dikirim untuk DSA karena curiga adanya etiologi vaskuler. Pada DSA ditemukan distal dissecting (fusiform) aneurysma pada cabang posterior parietal dengan ukuran sekitar 11 x 8 mm.  Pada dissecting (fusiform) aneurysm, neck tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, sehingga oklusi aneurysma berarti oklusi pada cabang pembuluh darah distalnya dengan tehnik apapun.

Diputuskan embolisasi dengan glue (NBCA:Lipiodol) dengan pertimbangan biaya. Apabila dilakukan coiling, coil yang dibutuhkan bisa 8-10 coil mengingat ukuran aneurysma yang cukup besar. Biaya yang dibutuhkan cukup mahal. Dengan menggunakan glue, biaya hanya sekitar seperlima dari biaya coiling. Efek disabilitas pasca oklusi juga tidak akan banyak berbeda antara coiling dan glue-ing, mengingat keduanya mengorbankan pembuluh darah distalnya, yaitu berupa hemihipestesi akibat oklusi pada pembuluh darah posterior parietal, dimana teritori ini sebagian telah mengalami kerusakan akibat ICH. Evaluasi angiografi setelah oklusi tampak kolateral dari ACA mengisi teritori a.posterior parietal (cabang MCA) yang mengalami oklusi.
Ada Rotan-pun, Akar masih Berguna...................................

Pasca embolisasi tidak ada defisit neurologis yang signifikan, hemihipestesi sedikit bertambah, nyeri kepala sama sekali menghilang.

No comments:

Post a Comment