Menjadi seseorang neurointervensionis (Nevi) yang matang bukan proses instan. Proses ini memiliki titik awal dan titik puncak. Bagi yang tidak melewati yang awal, tidak akan pernah sampai ke puncak.
Ada empat anak tangga yang perlu di pijak, agar menjadi Nevi paripurna. Sebut dengan P4. Pendidikan (education), Paparan (exposure), Pengalaman (experience) dan Perenungan (Reflextion).
Program fellowship yang baik dan terstruktur sudah memberikan dua hal pertama (Pendidikan & Paparan), dan memberikan hal ketiga secara parsial (Pengalaman). Alumni fellow neurointervensi selama minimal setahun hanya mendapat maksimal 50% dari proses. Dalam teori belajar, pendidikan dan paparan hanya berkontribusi 10% dan 20%. Pada saat kembali ke Rumah Sakit masing-masing, kemudian melakukan prosedur, pengalaman akan terus bertambah. Tahap ketiga ini apabila diasah, semakin lama semakin tajam. Tahap ini memerlukan kontinyuitas prosedur, jumlah kasus yang banyak dan beragam. Nevi di tahap ini tak pernah berhenti menyerap ilmu dan mengaplikasikan tehnik baru.”Memelihara yang lama yang masih baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik.”
Bagian akhir untuk menjadi Nevi paripurna adalah Perenungan (Reflexion). Pada tahap ini, setiap kasus yang dihadapi tidak hanya dilihat secara tekstual tetapi kontekstual. Nevi pada tahap ini melihat bukan hanya pada fakta, namun juga substansi. Bukan hanya menyimpulkan dari sebagian namun menyimpulkan dari banyak sudut pandang. Refleksi terkristalisasi dalam bentuk analisa, tulisan dan publikasi. Bukan publikasi biasa, namun tentang konsep dan gagasan baru. Publikasi dengan novelty yang memberikan makna baru pada keilmuan neurointervensi.
Pada tahap refleksi seorang Nevi akan memandang bahwa “Satu komplikasi prosedur yang membuat sadar diri jauh lebih bermakna dibanding keberhasilan ratusan prosedur yang membuat tinggi hati."