Banyak kali kami temui, pasien sakaratul maut di bangsal neurologi. Inilah tempat pasien tak sadarkan diri, baik karena stroke maupun infeksi. Ada pula pula tumor, trauma, dan ensefalopati.
Kala mulai tak sadarkan diri, kala itu tak ada yang dapat mereka ucap lagi, kecuali yang lama tertanam dalam memori. Saat kesadaran mulai menurun, hilanglah atensi, pudarlah konsentrasi, terucaplah apa yang biasa terucap. Adakah terucap dzikir dan puji, ataukah umpatan caci maki.
Banyak kami saksikan, saat menurun kesadaran, pasien tak berhenti membaca Al Qur'an. Banyak kami lihat, dalam kondisi amat berat, yang terucap hanyalah sholawat.
Namun, sering pula kami jumpai, dalam gelapnya akhir hayat, tak ada tasbih, tak ada puji, hanya teriakan tiada henti.
Sakaratul maut demikian beratnya. Terkadang hanya terucap kata, tak mampu terucap kalimat. Lidah kelu, otak beku. Tatkala ada bisikan menuntun, menyebut nama Allah, tidak juga dapat terucap asma-Nya, kecuali yang biasa mengucapkannya, tak juga terucap lafadz-Nya, kecuali yang biasa mengingat-Nya.
Ya Allah, Ya Rabbi....Anugerahilah kami, orang tua kami, keluarga kami....akhir hayat husnul khatimah....Aamiin.