Selamat Datang di Dunia Neurovaskular & Neurointervensi

idik

idik

Wednesday, 24 July 2019

Saat Fellow Berkemas Pulang……..

Desember 2010, saat musim dingin di Delhi. Kaki melangkah keluar IGI airport, terhiruplah aroma dan suasana India kali pertama. Tak terpikir mengapa harus pergi, namun yang terbayang, pasti nanti akan pulang.

Langkah-langkah kaki, setiap pagi, menyeberang jalan raya Hauz Rani, menuju Hospital. Terkadang juga melangkah, di tengah malam, dan pulang larut malam. Hanya satu yang ada di benak, membawa sebanyak mungkin bekal untuk pulang. Apa saja dilakukan. Bagai penggembala pencari rumput, mencari rumput terbaik sebagai bekal. Bukan penggembala yang sepanjang hari meniup seruling, namun penuh sesal kemudian, saat ternaknya mati kelaparan.

Desember 2010, cahaya neurointervensi di Indonesia masih tampak temaram dan redup. Banyak yang bertanya, mengapa harus pergi jauh, jika nanti pulang dengan wajah lelah-kusam, hanya berteman temaram ?

Desember 2010. Saat itu, hanya satu prosedur intervensi dapat dilakukan di Indonesia, Carotid Stenting. Jangankan coiling aneurisma, sedang ujung coil saja tak mau mengenal kita. Jangankan embolisasi, sedang ujung catheter saja, tak tahu kemana bentuknya.

Desember 2010. Satu-satunya niat pergi adalah untuk pulang. Alih-alih memikirkan temaram, seluruh hari disibukkan dengan mengais sejumput cahaya-cahaya kecil, merekatkannya, mengemasnya hati-hati agar bisa dibawa pulang. Tak ada keinginan apapun, cita-cita, ataupun harapan tinggi saat melewatinya. Satu-satunya do’a, semoga saat pulang, tak tersesat meniti jalan, ada kemungkinan jatuh dan lebam, karena berjalan sepanjang temaram.

Itulah Kita. Kita semua adalah fellow. Bagai musafir. Sungguh kita ini bepergian. Maka berhitunglah berapa lama kita telah berjalan. Tiga puluh tahun ? Empat puluh tahun atau Tujuh puluh tahun ? 
Adalah Imam Syafi’i, setelah mencapai umur 40 tahun, selalu berjalan dengan sebatang tongkat. Ketika ditanya sebabnya, beliau berkata, “ supaya aku senantiasa ingat bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat.”

Maka, ingatkah kita, akan sebuah sya’ir  :

Jika usia renta menjadi penyakit Kita, 
Tiada Tabib yang mampu mengobati kecuali pulang (kematian)

Apabila orang bepergian selama berpuluh tahun,
Pastilah dekat masanya ia akan kembali


Mari berkemas, pilih bekal terbaik, waktu magrib telah menjelang, bukankah sebentar lagi kita akan Pulang ?

Saturday, 20 July 2019

Dokter kebanyakan kerja, beresiko stroke ?

Sebagai dokter, berapa jam Anda bekerja dalam sehari ? berapa tempat praktek atau tindakan operasi yang Anda lakukan ? Banyak dokter di Indonesia berpraktek sesuai jumlah Surat Ijin Praktek (SIP), yaitu di 3 tempat, sehingga bisa dihitung jam prakteknya dalam 24 jam. Nah, apabila Anda bukan hanya berpraktek, namun juga mengerjakan pekerjaan seperti mengajar, meneliti, menjadi pejabat struktural, atau pekerjaan lain yang menyita waktu, maka bisa dihitung berapa jam Anda bekerja dalam sehari. Apakah > 10 jam sehari ? Laporan dari Jepang menyebutkan, pada 60% kasus kematian akibat over-work diakibatkan oleh stroke.

Pada sebuah studi terbaru, Juli 2019 oleh Marc Fadel dkk, dari Perancis, memperkuat fakta ini (Stroke, 2019 ; 50 :1879-1882). Apabila jam kerja >10 jam perhari dan sedikitnya 50 hari pertahun, maka sudah dianggap sebagai Long Working Hours (LWH). Pada individu dengan LWH, beresiko stroke 1.29 kali lebih besar, dan apabila telah bekerja 10 tahun atau lebih, resiko stroke meningkat menjadi 1.45 kali lebih besar.

Maka, mari kita hitung, berapa jam kita berpraktek dan bekerja dalam sehari ?


Tuesday, 9 July 2019

Siapakah Kita Ini....

Pandai mengingatkan agar menjauhi perbuatan buruk,
diri sendiri tidak meninggalkannya
Berlebihan menasihati kebaikan, 
diri sendiri tak mengerjakannya

Siapakah kita ini…
Banyak ucapannya, sedikit amal baiknya...
Bersaing berebut yang fana, melepaskan yang baka...

Siapakah kita ini…
Yang selalu ingin menang atas orang lain, 
Namun tak pernah mengalah demi orang lain...
Yang selalu mendorong menuju cahaya,
Namun membiarkan diri dalam gulita

Siapakah kita ini.... 
Mengharap sorga dengan angan-angan, 
Mengharap berjuta ampunan,
dengan abaikan tuntunan Tuhan....

Bukan, itu bukanlah kita.......