Saat rembulan rindu menjelang, tak ada yang lebih indah untuk dikenang, membayangkan kembali bagaimana menuai pendar.
Dari bilik-bilik kamar semua berlarian, menjawab lantunan burdah dari lubuk masjid idaman, pusat segala aktivitas harian. Semua datang, duduk bersila, menyambut guru mulia, mengharap percik cahaya.
Hamburan mutiara hikmah penuh berkah, mengisi detik demi detik, ruang demi ruang, sepanjang rembulan rindu.
Cahaya rembulan rindu makin terasa, menjelang saat-saat berbuka. Tampaklah duduk berderet rapi, mengharap berkah gelas-gelas kecil yang dihidangkan, tidak seberapa, sangat sederhana, namun betapa nikmat luar biasa.
Menuai pendar di Tegal Besar, betapa kini kami rindukan. Kami tampung tetes-tetes ilmu sang guru, selepas subuh, dhuha, ashar, isya, tarawih, dan menutup malam dengan hikmah, maka dada ini, lapanglah sudah....
Ditengah hiruk pikuk kepenatan, ditengah perangkap rutinitas tak berkesudahan. Betapa rindu menuai pendar, mengikis ragu galau membiru. Menanam lagi harapan, meninggalkan angan-angan profan tak bertepian. Oh...betapa rindu....
Wahai Rembulan.....
Selamat datang menjelang...
Marhaban....Marhaban.....
GA 307, Surabaya - Jakarta, 1 Mei 2019.