Tahukah Kita, apa yang terjadi pada otak kita saat
minggu-minggu pertama dalam rahim ? susunan saraf pusat kenyataannya hanya
berupa tiga bentukan tabung, kemudian berkembang menjadi lima bentukan tabung
menyerupai seekor capung. Awal sebelum pembuluh darah terbentuk, nutrisi dipenuhi
hanya oleh diffusi dari cairan amnion.
Maka, tatkala bentukan serupa tabung itu makin membesar,
diffusi tak lagi mampu memenui kebutuhan nutrisi. Akibat peningkatan kebutuhan
metabolik, maka dimulailah proses vaskulogenesis dan angiogenesis.
(Si Capung dari buku Surgical Neuroangiography, Lasjaunias P et.al)
Tahukan Kita, bahwa Si Capung mendapat aliran darah hanya
dari satu sistem vaskuler, yaitu primitive
common carotid artery (PCCA). Kala itu, tidak ada sebutan basiler artery dan vertebral artery. PCCA mampu memenuhi kebutuhan kelima tabung. Kala
itu, tidak ada sirkulasi anterior (sistem carotis) dan sirkulasi posterior (sistem
vertebrobasiler). Hanya ada satu sirkulasi dari PCCA.
Waktupun berjalan, middle
cerebral artery (MCA) yang saat ini di kenal, dan memiliki popularitas, karena
ukuran dan perannya sangat vital, ternyata, pada mulanya hanya sebuah cabang
kecil dari ACA. Anterior choroidal artery
yang mulanya berperan sangat besar,
mulai menarik diri, berkembanglah MCA dengan banyak cabang, memenuhi kebutuhan
serebral, menjadi primadona baru vaskularisasi serebral.
Tahukan Kita, setelah itu, PCCA juga mulai menarik perannya,
dua tabung terakhir telah berkembang begitu rupa, dan pembuluh darah sirkulasi
posterior telah telah terbentuk. Muncul nama vertebral artery dan basiler
artery. PCCA, menjadi sirkulasi anterior (sistem carotis) saja, namun
jasanya dalam memelihara sistem posterior masih terlihat sampai sekarang. Ia
tidak memisahkan diri sama sekali, masih ada bentukan pembuluh darah kecil
bernama posterior communicating artery
(P.com) yang tersisa. PCCA adalah Ibu, apabila aliran darah posterior terganggu,
Sang ibu melalui P.com akan sigap memberikan bantuannya dengan memberikan
suplai menuju sirkulasi posterior.
Lalu apa hubungannya denga Prof. Benjamin Chandra, dr.
Sp.S(K), Sp.KJ,Ph.D ?
Prof. Chandra, bagi para neurolog generasi akhir , mugkin hanya
mengenal namanya saja. Para dokter muda FK UNAIR menjelang tahun 2000an,
beruntung masih sempat bersua beliau seminggu sekali. Buku Neurologi Klinis
tulisan beliau menjadi rujukan, di bawa
kemana saja para DM dan PPDS pergi, saat itu akses internet dan e-book tidaklah
semudah seperti sekarang.
Selepas Prof. Soejonoes, pendiri neuropsikiatri UNAIR, Prof.
Chandra menjadi Kepala Bagian, membentuk fondasi neurologi Surabaya. Dari
neurologi muncullah berikutnya departemen Bedah Saraf dan Rehabilitasi Medik,
dimana iniasiator kedua departemen sangat erat berhubungan dengan Neurologi.
Prof. Chandra dalam tataran “individu” pembuluh darah serupa
anterior choroidal artery , sangat
prominen pada masanya, dan saat ini kalaupun tak tampak, namun signifikan ada.
Beliau, bagi neurologi Surabaya merupakan pendahulu yang membukan jalan lebar.
Saat ini, neurologi Surabaya berkembang cukup pesat, dan sebelumnya menjadi
pengampu neurologi Solo, Udayana dan Brawijaya, kini ketiganya telah mampu
berkarya luar biasa, mandiri dan
paripurna.
Para pendahulu adalah inisiator keberadaan kita saat ini. Kita ada karena bimbingan dan sentuhan tangan-tangan mereka.